Entri Populer

Jumat, 29 Oktober 2010

Ini Jawaban Untuk Yg Mengatakan Sikap Mbah Maridjan adalah Kebodohan

Mbah Marijan Setia sampai Mati


MBAH Marijan bukan siapa-siapa. Tetapi, kakek berusia 83 tahun itu memperoleh perhatian khusus di antara puluhan korban Merapi yang dikuburkan kemarin. Isak tangis ribuan orang mengiringinya ke liang lahat.

Publik menghormati Mbah Marijan karena dia adalah contoh paripurna tentang ketaatan pada perintah sampai mati. Mayatnya yang ditemukan dalam posisi sujud menjelaskan sebuah rasionalitas lain yang dipuja sampai akhir hayat tanpa kompromi.

Modernitas tidak selamanya sanggup menjelaskan apa yang dilakoni dengan totalitas oleh seorang Mbah Marijan.

Dalam soal nilai kesetiaan dan tanggung jawab, rasionalitas sering gagal menerjemahkan batas di antara keduanya. Postulat modern menyebutkan kesetiaan dan tanggung jawab memiliki dosis, ada ambang batas.

Di atas takaran itu, modernitas menganggap kesetiaan sebangun dengan kekonyolan. Orang yang mempertaruhkan nyawa demi tanggung jawab dan kesetiaan diartikan sebagai ketololan.


Oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Mbah Marijan ditunjuk sebagai juru kunci Merapi.

Dia memperoleh gelar Abdi Dalem Juru Kunci Redi Merapi Mas Panewu Surakso Hargo karena tugasnya itu. Itulah tugas keramat yang dibela sampai mati.

Ia menolak mengungsi karena bagi Mbah Marijan yang sudah diberi amanah menjadi juru kunci, mengungsi sama dengan desersi. Ia memilih mati ketimbang lari.

Bagi Mbah Marijan, mati demi menunaikan tanggung jawab lebih terhormat ketimbang hidup, tapi berkhianat. Ia memegang prinsip mergo wis saguh, yo kudu lungguh sing kukuh, ora mingkuh (karena sudah sanggup, harus teguh dan tidak beringsut).

Sebuah potret sejati seorang pemegang amanat, yang sulit dicari tandingannya dari para pemangku amanat di negeri ini. Itulah nilai-nilai yang sejatinya pernah hidup dalam diri para pejuang di negeri ini, tapi sekarang terkubur oleh kenaifan kepentingan sempit.

Banyak pejabat di negeri ini yang kini tidak lebih sekadar pemburu kekuasaan dan pemburu rente demi kenikmatan sesaat. Syahwat politik dan uang berjalin berkelindan mengalahkan kewarasan, menggulung akal sehat.

Tidak banyak lagi pengabdian, nyaris nihil tanggung jawab. Mereka hanya mau nangkanya, tapi ogah terkena getahnya. Ramai-ramai mengakui jika ada keberhasilan, tetapi buang badan ketika muncul persoalan.

Karena itu, kita angkat topi setinggi-tingginya untuk kesetiaan sampai akhir tanpa pamrih dari seorang yang langka, Mbah Marijan. Seorang Surakso Hargo yang berarti 'orang yang memiliki kelebihan menjaga gunung'. Seorang yang setia dalam kerja sunyi menjaga gunung selama 28 tahun.


Selamat jalan Mbah Marijan. Hormat kami untukmu!

FAKTANYA, DISATU SISI NEGERI INI SEDANG BERDUKA, "TAPI ORANG YG MERASA DIRINYA SEBAGAI WAKIL KITA SEMUA, YG SETIAP BERTINDAK SELALU MENGATAS NAMAKAN KEPENTINGAN KITA" MALAH PLESIRAN KE YUNANI & ITALIA (cuma mau nonton Milan VS Juve ) bener-bener GAK PUNYA EMPATI





Rabu, 27 Oktober 2010

PERSIB BANDUNG VS PSV EINDHOVEN


PERSIB BANDUNG
VS
PSV EINDHOVEN


Tim legendaris asal Belanda, PSV Eindhoven pada Maret 1988 pernah berkunjung ke Indonesia dalam rangka tur Asia bersama Phillips. Dalam turnya ini, PSV Eindhoven dihadapkan dengan beberapa tim papan atas Indonesia. PERSIB, yang saat itu menjadi tim yang paling bergengsi di tanah air diberi kesempatan melayani PSV Eindhoven dalam friendly match di Stadion Siliwangi.

Yang menarik perhatian, saat itu PSV dihuni pemain-pemain kelas dunia. Sebut saja Ruud Gullit, Ronald Koeman, Wim Kieft, dan Eric Gerets yang pernah menjadi kapten timnas Belgia. Bahkan Ruud Gullit saat itu tengah dipinang tim asal Italia AC Milan dan tercatat sebagai pemecah rekor pemain termahal dunia.

PERSIB, yang pada 1986 menjuarai kompetisi perserikatan harus berjuang keras meladeni Eric Gerets dkk. Maklum para punggawa Maung Bandung kalah segalanya, secara teknis maupun postur badan. Seperti umumnya orang Asia, para pemain PERSIB kalah tinggi dibanding pemain PSV.

“Kami selalu ketinggalan langkah dari para pemain PERSIB. Bisa diibaratkan, satu langkah Ruud Gullit sebanding dengan tiga langkah pemain PERSIB. Tapi saya bangga bisa berhadapan dengan Gullit, setidaknya saya telah berusaha untuk menghadangnya sebelum memasuki daerah pertahanan PERSIB,” ujar Adeng Hudaya, libero sekaligus kapten Maung Bandung.

Bisa ditebak, Ruud Gullit Cs. pun menang mudah. Hasil akhir dari pertandingan ini 4-0 untuk PSV Eindhoven. Gol-gol yang dijaringkan PSV umumnya hasil shooting jarak jauh. Keempat gol PSV Eindhoven dijaringkan oleh Willy van de Kerkhof (1), Eric Gerets (1), dan Ruud Gullit (2). Tim PERSIB yang saat itu ditukangi oleh Nandar Iskandar dan Indra Tohir menggunakan formasi 4-3-3.

“Para pemain Eindhoven memiliki tendangan yang keras dan akurat. Man to man marking yang dijalankan pemain PERSIB tidak bisa berjalan optimal, ini dikarenakan postur tubuh yang beda jauh. Bahkan di-body charge pun malahan kita yang tersungkur,” kenang Adeng.
Sukowiyono,gelandang yang saat itu tampil sebagai starter PERSIB mengatakan formasi yang diterapkan pelatih sebenarnya efektif untuk mengimbangi pergerakan Ruud Gullit c.s. namun harus diakui pemain PERSIB kalah fisik.

Walaupun kalah kelas, pemain PERSIB tidak gentar. Adeng Hudaya dkk. sangat bersemangat memberikan perlawanan kepada lawannya. Buktinya, setelah membobol gawang PERSIB empat kali di babak pertama, usai turun minum PSV tak bisa menambah gol.
“Terlepas dari hasil akhir, bagi saya pertandingan ini jadi pengalaman berharga bagi kami, kapan lagi bisa berhadapan dengan pemain kelas dunia seperti Ruud Gullit Cs.,”ungkap Suko.

Minta Diganti Gara-Gara Gullit

Duel Persib kontra PSV Eindhoven memang bak pertarungan antara David dengan Goliath, pasalnya sebagai tim amatir, Persib harus berhadapan lawan klub elit Liga Belanda yang juga disegani di pentas sepakbola Eropa. Tak heran hanyak kejadian lucu yang terjadi di lapangan hijau.
Pemain belakang PERSIB kocar-kacir menghadapi tekanan beruntun dari lawannya.Tendangan maupun sundulan kelas dunia yang amat bertenaga mengagetkan kiper PERSIB yang dijaga Wawan Hermawan. Baru separuh babak gawang PERSIB sudah kemasukan empat gol.

“Wawan Hermawan sempat menahan bola yang ditendang keras Ruud Gullit. Lucunya, saat Wawan mencoba menahan laju bola malahan badan Wawan yang terbawa masuk ke gawang PERSIB,” kata Adeng sambil tertawa. Senada dengan Adeng, Dede Rosadi yang saat itu turut andil membela Maung Bandung berkisah, para pemain Eindhoven tidak hanya memiliki tendangan yang keras, heading-nya pun membuat kiper Wawan tercengang. “Saking kerasnya heading Ruud Gullit, membuat Wawan ciut. Ia bilang sundulannya saja keras apalagi tendangannya. Di babak kedua Wawan meminta kepada pelatih untuk diganti oleh kiper cadangan yang saat itu dipercayakan kepada Erik Ibrahim,” ujar Dede mengenang.

panglima viking

Persib adalah salah satu tim Liga Indonesia yang memiliki supporter fanatik yang memiliki lebih dari 40.000 anggota yang tercatat(yang belum tercatat mungkin lebih banyak lagi). Viking atau yang anggotanya sering juga disebut Bobotoh kerap kali membuat kerusuhan pada setiap pertandingan. Ayi ”Beutik” Suparmanlah yang berdiri di depan semua ini. Ia adalah sosok yang memiliki kemdali akan semua supporternya. Ia adalah sosok bapak bagi para Bobotoh.

Untuk dapat mengorek lebih jauh lagi mengenai sosok yang sering disebut panglima ini bukanlah perkara mudah. Beberapa kali saya datang ke markas Viking untuk menemui Ayi ”Beutik” Suparman namun tidak berhasil menemuinya. Keesokan hari setelah Persib dikalahkan oleh Persitara, saya baru berhasil bertemu ia di jalan Banda, Bandung. Awalnya, kami membuat janji untuk bertemu di Saung Angklung Ujo pukul 14.00, karena disana ada acara Viking. Namun, setelah beberapa lama saya menunggu ternyata ia tidak datang. Kemudian saya telepon, ia mengatakan bahwa ia tidak datang kesana. Ia baru bangun tidur, mungkin karena kelelahan setelah mendukung Persib kemarin, ditambah lagi Persib menelan kekalahan. Saya sempat berfikir bahwa ia tidak bersedia diwawancarai karena ia kecewa atas hasil pertandingan kemarin.
Kemudian pertemuan kami diundur dua jam lagi dan lokasi berubah. Lokasinya di Banda, yaitu markas Viking dan tempat menjual merchandise Viking. Di sana saya berbincang-bincang dengan anak Viking lainnya. Mereka ramah, tidak tergambar di benak saya kalau mereka berbuat anarki di lapangan. Ada yang mengatakan kalau Ayi tidak akan datang. Karena penasaran, saya menghubungi ia lagi. Ternyata mobilnya mogok dan ia menyuruh saya menunggu. Setelah satu jam menunggu, akhirnya ia datang juga.
Ia datang mengunakan motor bersama istri dan kedua anaknya. Mereka terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis. Terlebih lagi kekompakan mereka dalam berpenampilan. Seluruh anggota keluarga menggunakan atribut Viking, kecuali anaknya yang masih bayi. Istrinya menggunakan baju biru bertuliskan Persib Viking, begitupun dengan Ayi dan anak pertamanya.
Ada sesuatu yang unik dari penampilan mereka, yaitu model rambut Ayi dan anaknya sama dengan model mohawk, yang membedakannya hanya warna rambut. Ayi, yang berbadan sedikit tambun dan besar serta berambut berwarna pirang terlihat lebih muda dengan pakaian yang ia pakai. Ia menggunakan celana pendek selutut dengan kaos serta topi baret.
Setelah memarkir motor, ia dan keluarga berbincang-bincang dengan anak-anak Viking yang lain sambil sesekali membahas pertandingan kemarin dengan menggunakan bahasa sunda. Sosoknya terlihat begitu bersahabat, ia pun menyapa saya dengan sangat ramah. Ia senang tertawa ketika berbicara. Bahkan, saya merasa nyaman ketika mewawancarainya. Kesediannya meluangkan waktu, termasuk lewat telepon, membuat saya merasa dekat dengannya.
Saya pun berkenalan dengan anak dan istrinya. Istrinya, Nia Dasmawati adalah seorang guru SD. Anak pertama mereka, Jayalah Persibku baru berumur lima tahun dan anak bungsunya yang masih bayi bernama Usab Perning. Nama kedua anaknya itu diberikan karena kecintaannya pada Persib.
Ayi menikah pada saat umurnya 37 tahun. Dengan back ground sebagai pemanjat tebing dan kemampuannya dalam hal pemetaan, Ayi bekerja pada bagian pemetaan pada perusahaan konsultan asing. Ia merupakan lulusan Institut Tekhnologi Bandung jurusan Geodesi. Ia juga banyak tahu dan mengenal banyak tempat di Indonesia
Sosok Supporter Viking ini memang agak lain daripada yang lain. Kadang-kadang ia berlaku urakan dan terkesan semaugue di stadion. Saat mendukung tim kesayangannya itu, ia sering berpakaian nyentrik. Teriakan-teriaknnya membuat stadion menjadi berwarna. Kecintaannya pada sepak bolalah yang menjadikan dia seperti sekarang ini. Panglima adalah julukan yang ia peroleh dari pada supporter Viking. Setiap ada bentrokan, ia selalu berdiri dibarisan paling depan. Keberaniannya inilah yang membuatnya menjadi sosok panglima bagi Viking.
Salah satu pendiri Viking ini memiliki loyalitas yang sangat tinggi pada Persib. Hal ini terlihat dari dukungnnya di setiap pertandingan. Telah banyak pengorbanan yang telah ia berikan untuk Persib dan Viking, bukan hanya materi melainkan juga kepentingan pribadinya. Beberapa kali ia ditahan karena membela harga diri Persib yang akhirnya berbuah kerusuhan. Dirirnya yang kontroversial ini membuatnya semakin disegani oleh supporter lawan. Dukungannya ini terlihat bukan hanya di lapangan melainkan usaha yang ia dirikan. Persib adalah salah satu tim di Liga Indonesia yang memiliki pengelolaan supporteryang cukup baik. Selain itu, mereka memiliki usaha penjualanmerchandise.
Selama hidupnya, Salah satu pendiri Viking ini tidak pernah membayar tiket karena ia selalu memanjat pagar keamanan. Baginya, apapun dilakukan demi sepakbola. Sebelum dan sesudah mewawancarainya, saya memfoto ia beserta keluarganya. Gayanya masih terlihat seperti anak muda, tidak tergambar umurnya sudah 40 tahun lebih. Berikut wawancara Resi Fahma [Mahasiswa Jurnalistik Unpad] dengan Panglima Viking, Ayi Suparman
Sejak kapan mendukung Persib?
Kalau di Bandung dukung Persib itu warisan dari keluarga. Semuanya yang nonton di sini semuanya warisan karena fanatisme keluarga mereka nonton Persib. Dari dulu, warga Bandung kalau Persib maen pasti nonton, jadi kebawa-bawa. Orang rumah itu semuanya nonton Persib
Dapet inspirasi dari mana untuk membuat komunitas supporter Persib, yaitu Viking?
Viking ini adalah sekumpulan anak-anak yang biasa nonton di tribun selatan. Sebenarnya kenal sudah lama dengan anak-anak trubun selatan itu, cuma diproklamirkannya itu baru tahun 1993. Jadi, ya kumpulan anak-anak yang garis keras kalau di stadion. Waktu itu saya ngundang tiga daerah. Jadi waktu itu Viking terdiri dari tiga daerah, yaitu daerah saya daerah Pasir luyu, Heru daerah Cibangkong, Haris dari daerah Pasundan dan ada dua orang lagi dari jalan Bandung. Waktu itu berembuk rapat di rumah saya. Tahun 17 Juni 1993 lahirlah Viking.
Apakah aliran garis keras tersebut?
Jadi, tim viking waktu itu nggak banyak, cuma empat puluh atau lima puluh orang, tetapi di stadion itu memberi warna. Kalau ada wasit tidak adil, langsung teriak dan masuk ke lapang.Dihalangi oleh polisi dan tentara, lalu berantem sama polisi. Semenjak itu Viking mulai diperhatikan. Yang lima puluh orang itu gila, terus menyebarkan virus. Lama-lama ada yang suka dan ada yang tertarik. Jadi, akhirnya seperti ini, jadi banyak.
Dulu kalau mau masuk Viking itu syaratnya harus berantem.Jadi kalau nonton ke Jakarta di Lebak Bulus harus berantem. Setelah itu semakin banyak anggota garis kerasnya dan membludak. Jadi nggak bisa kaya gitu lagi, kan ada banyak perempuan dan anak kecil yang masuk jadi anggota. Jadi, kalau mau jadi anggota harus ngambil kartu anggota dulu, syaratnya harus nonton dulu ke lawan. Misalnya nonton ke Tanggerang. Tapi, lama kelamaan makin membludak lagi, ya seperti biasa aja
Waktu anggotanya masih sedikit, kenapa harus pakai syarat berantem dulu?
Ya kan garis keras, semuanya holigan. Wah, itu favorit kalau berantem. Ada si Odoy itu mau masuk. Oke, siap kamu harus berantem sama supporter tamu. Sampai pingsan dia.
Apakah pernah terfikir untuk jadi pemain, bukan jadi supporter?
Ya, tapi ngga kesampean. Ngga bisa aja main bola, cuma saya hobi sepak bola, main-main aja.
Apa hobi anda ?
Sukanya, nonton bola sama musik.
Kenapa sih musti ada sosok panglima di Viking ?
Jadi, Viking ini kumpulan supporter yang bisa dibilang melibatkan puluhan ribu anggota, tetapi tidak ada struktur kepengurusan. Jadi, istilah panglima itu adalah bapak dari anak-anak. Jadi, kalau berantem atau ada apa-apa saya selalu yang paling depan. Julukan itu sendiri nggak ada yang ngangkat. Karena di Viking sendiri struktur organisasinya ga jelas. Pernah mau dilegalkan, dibadanhukumkan, tapi ternyata udahlah pure aja supporter. Nggak mesti ada HRD, tata tertib, kalau macem-macem pukul aja tata tertibnya.
Kapan anda merasa nikmat menjadi panglima Viking?
Saya ngga merasa diri saya jadi panglima. Panglima itu julukan dari anak-anak karena kalau berantem saya selalu di depan. Waktu di Jakarta di Komdak saya pernah ditahan dua kali. Saya ditahan gara-gara pas Persib kalah mobildigulingkeun keluar bensin terus dibakar terus saya langsung ditahan. Terus beberapa kali di Komdak. Di Bandung beberapa kali di tahan. (sambil tertawa)
Apa Suka duka jadi panglima?
Dukanya, ngerepotin orang tua pas lagi ditahan
Waktu itu umur berapa?
Saya masih umur 23 atau 24 tahun
Waktu itu sudah menikah?
Belum, nikah itu balu lima tahun kemarin. Pas nikah umur itu 37 tahun.
Apa peran anda sebagai panglima?
Saya mendampingi kalau ada yang macam-macam turun ke lapangan, saya tegur dan bilangin.
Apa itu tanggung jawab anda?
Iya, kadang-kadang dipukul sama yang laen, jadi efek jera aja. Jadi, laen kali nggak gitu lagi.
Waktu ditangkep, ngerasa kapok nggak?
Malah tambah pingin lagi.
Kan sering banget bentrok. Pernah takut ga?
Justru nikmatnya nonton bola itu di situ.
Kenapa nonton bola mesti rusuh?
Bukan musti rusuh. Tetapi, di saat harga diri kita dan kebanggaan kita terusik, misalnya dilemparin, dicaci maki, dihina. Saat itu harga diri kita bangkit. Membela harga diri ternyata bangga dan indah sekali.
Apa Batesannya harga diri anda terusik?
Dihina di lapang, ya kita serang aja yang menghina kita.(misal ada yang bilang Persib dengan kata-kata kasar) ya kita cegat aja dan pukulin.
Bagaimana jika ada oknum-oknum yang sengaja memancing keributan?
Tapi sebatas menjaga nama Persib ya nggak masalah, sah-sah saja. Melempar dan mukul ga masalah.
Kenapa harus bentrok kalau bisa damai?
Ya, kalau nggak macem-macem mah, kalau kita datang mereka nggak menghina kita, tapi disambut, ya kita juga nggak apa-apa. Tapi kalau kita diusik, ya serang aja. Itu sering terjadi, di Jakarta, di Sleman, di mana juga pasti gitu. Sepak bola antar RT aja suka ribut.
Bagaimana masalah Viking dan The Jak yang bisa sampai seperti musuh bebuyutan?
Sebenarnya itu dulu waktu the Jak datang ke Bandung selalu tidur di rumah saya. Jadi waktu itu hubungannya mesra ngga berantem. Ya tahun 1998 mulai berantem. Dulu kalau saya ke Jakarta saya tidur di sekertariat Persija di Menteng.
Kenapa sekarang bisa jadi begini?
Sebabnya, waktu itu stadion Siliwangi ini steril nggak pernah supporter lain datang ke Bandung. Waktu itu rapat. ”Kumaha mang ayi? Persija datang.” Saya bilang peringatkan saja jangan macam-macam, tetapi terjemahan anak-anak lain. Mereka malah langsung dipukulin. Setelah itu pas kita nonton PSSI lawan Irak, kita dipukulin juga. Mulai awal perseteruan itu adalah salah menerjemahkan kata-kata saya. Saya bilang kalau anak The Jak datang ke Siliwangi kalau macem-macem pukul aja. Anak-anak menerjemahkannya salah, pas dateng udah langsung dipukul. Itu adalah dosa saya. Dosa saya itu yang membuat Bandung dan Jakarta dan puluhan ribu massa sampai berantem itu saya yang pertama salah.
Sekarang masih ada hubungan dengan the jak?
Masih ada, tapi tetep harus dilestarikan. Kalau saya sama dia nggak apa-apa. Suka sms-an, tapi dalam tanda kutip dalam sms-an itu, jadi menjaga masing-masing. Saya menghormati dia, dia juga menghormati saya.
Apa ada upaya untuk memperbaikinya?
Ya udah, pure aja. Toh sepak bola di mana-mana adalah seperti itu. Ada ketegangan antar setiap rival. Di spanyol, di luar negeri di seluruh dunia hal seperti itu ada sepak bola seperti itu.
Apa tidak ada upaya lain?
Ada, dulu saya pernah dipanggil Sutiyoso, tetapi saya nolak. Pernah saya diundang ke Gubernur Jakarta tetapi saya tolak. Jadi, satu-satunya sisa hutang Sutiyoso itu mendamaikan Viking sama Yang lain dia sudah sukses, Megawati nggak bisa protes. Semua programnya yang kurang itu cuma satu yaitu mendamaikan Viking sama The Jak dan yang menolak itu saya
Kenapa menolak, padahal tadi anda bilang itu dosa anda?
Ya, tapi saya daripada kehilangan banyak anggota. Jadi, sudah mendarah daging kalau seandainya Viking takut sama the jak saya nggak mau kehilangan banyak angggota. Biarin saja seperti air yang mengalir nanti ada muaranya. Muaranya, mungkin persija nggak punya biaya lagi, nggak didukung lagi sama gubernur karena Persijatim aja dulu dijual, Persitara sekarang nggak punya modal. Itulah Sutoyoso, akal-akalan politiknya dia aja. Mungkin aja setelah Sutioyoso nggak ada mungkin aja, seperti gajih pemain akan telat. Mungkin muaranya seperti itu.
Tetapi, apa kebencian itu sudah benar-benar mendarah daging?
Nggak apa-apa, dalam sepak bola memang seperti itu. Di Madrid jauh lebih parah.
Bukankah lebih enak damai daripada kerusuhan yang menelan korban?
Nggak apa-apa sepak bola mah. Kaya di Lazio aja adasupporter yang meninggal, padahal itu di Itali yang sepak bolanya sudah maju. Itu adalah bahasa sepak bola, nggak apa-apa. Jadi, peran di sini adalah meminimalisir kerusuhan. Yang paling berperan disini adalah tugas polisi dan panpel (panitia pelaksana). Dan itu yang berlum terlaksana. Kalau di Luar negeri itu bisa diminimalkan. Dan saya inginnya seperti i tu.
Bisakah kesadaran itu ada dari anggota supporteritu sendiri?
Nggak bisa. Bicara sepak bola harus lihat kiblatnya. Bicara bahasa sepak bola sama di mana pun. Jadi, tahu jawabannya kalau sudah nonton ke lapangan minimal sepuluh kali.
Batesan prilaku supporter di lapangan itu apa?
Kalau main di sini ada polisi. Cuma saya kalau sudah parah antara polisi dan anak-anak berantem baru saya yang menenangkan.
Bagaimana kalau lempar-lempar botol?
Ya kalau lawan Persija nggak apa-apa, kalau lawan yang lain nggak boleh.
Kenapa diskriminatif begitu?
Ya karena Persija musuh kita, itu harus dilestarikan. Itu uniknya dalam sepak bola.
Apa ini bentuk aplikasi fanatisme yang berlebihan?
Iya, memang fanatisme yang berlebihan, dalam sepak bola seperti itu.
Tetapi, bukankah segala sesuatu yang berlebihan itu tidak bagus?
Ya memang nggak bagus.
Kenapa biar nggak bagus tetap dijalankan?
Ya nggak apa-apa, karena sepak bola itu pengecualian.
Tetapi kan imbasnya ke pemain?
Itu resiko sepak bola. Contohnya, pemain termahal Robinho, itu sampai ibunya diculik. Drogba dan Jhon terry itu di Bandara diludahi, itu pemain Chelsea, pemain kelas dunia. Itu di dalam sepak bola adalah resiko, karena kita adalah satu kesatuan.Supporter itu adalah pemain ke-12. Disaat pemain merasa tersakiti tidak bisa mengungkit supporter. Dan supporter juga tidak bisa menuntut ke pemain. Karena semua adalah satu kesatuan.
Waktu pemain Persib datang ke Lebak Bulus dan diserang. The jak mendapat hukuman. Akan tetapi, hukuman yang dijatuhkan tersebut tidak sama saat Viking juga menyerang pemain Persija yang datang ke Siliwangi. Hukuman yang dijatuhkan pada Persib cenderung memihak. Apa benar PSSI pilih kasih terhadap Persib?
Ya karena PSSInya di Jakarta. Emang PSSI pilih kasih sama Persib. Memang PSSI belum bener, ketuanya dipenjara. Memang perlu revolusi pergantian total di dalam tubuh PSSI. Itu yang harus dibenahi kalau sepak bola Indonesia mau maju. Bila perlu saya waktu itu pernah menulis di koran bahwa kita itu perlu konsultasi bila perlu bawa aja orang dari Itali atau Inggris untuk digabungkan dengan orang kita terus dibikin organisasi, itu akan lebih baik.
Itu pernah anda ajukan ke PSSI ?
Ya, tapi ngga ada respon.
Waktu persib berada di zona degradasi, tiba-tiba sistem degradasi ditiadakan karena alasan tim Yokyakarta sedang terkena musibah bencana. Apakan ini salah satu bentuk pilih kasih PSSI terhadap Persib?
Emang PSSI harus di rombak total. Disatu sisi memang waktu itu orang Sleman itu sudah tidak mikir bola lagi, silakan mau dicoret atau apa. Dan kalau sampai Sleman dan Jogya mundur waktu itu, itu akan mengganggu sistem penilaian yang sudah ada. Waktu itu kan pertandingan belum habis jadi penilaian kacau. Dan itu harus dihentikan karena Jogya mengundurkan diri. Dan ada beberapa tim juga divisi 1 dan 2 jogya yang mengundurkan diri. Dan itu sangat mengganggu penilaian
Jadi anda merasa keputusan itu bukan untuk keuntungan Persib?
Memang harus, secara logika tim yang melawan Sleman itu nilainya harus dibagaimanakan, dikurangi, ditambah atau bagaimana. Lalu yang belum main bagaimana?
Bagaimana pendapat anda sehubungan dengan Persib yang kalah mulu?
Ya, namanya sepak bola, sah-sah saja. Jangan kan Persib, AC Milan aja terpuruk, jadi nggak apa-apa.
Apa anda kecewa?
Ya, kecewa. Jadi, kita memberikan usulan pada tim pelatih dan managemen.
Usulan seperti apa?
Ya, kekurangan di lini belakang diganti lini belakangnya, bukan membawa pemain asing dan lini tengah. Dan kita suka diskusi.
Bagaimana hubungan anda dengan para pemain?
Kalau sama pemain, saya jaga jarak, nggak boleh deket. Jadi, sama idola itu nggak boleh deket. Kalau sama idola sudah ngomong lo-gua, itu sudah nggak bener. Tapi saya juga suka ngobrol.
Sekarang kan Arcan Yuri diganti dengan lima assisten pelatih. Menurut anda apa keputusan ini sudah efektif?
Kalaupun mendatangkan Fabio Capelo tetap saja seperti ini. Karena nggak bisa mendadak. Sistem harus dari awal. Sekarang mah targetnya Persib lolos aja Super liga dulu.
Kalau delapan besar?
Kalau depan besar kita sudah hampir tertutup, jadi kita lolos saja Superliga sekarang. Jadi, minimal tahun depan kita nggak ketinggalan.
Bagaimana anda melihat persepakbolaan di Indonesia secara keseluruhan?
Sepak bola Indonesia mah mending seperti ini aja. Nggak usah kepentas sepak bola dunia menurut saya. Yang harusnya kepentas dunia mah sudah ada, bandminton.
Berarti pesimis sama prestasi.
Sudahlah, nggak bisa. Toh orang Brazil dan orang Argentina pun nggak mungkin lolos piala Thomas. Iya memang pesimis.
Bagaimana dengan supporter di Indonesia?
Nah, kalau supporter ada pembelajaran. Kalau dulu supporter itu nggak nerima kalau kalah dikandang. Kalau di Bandung kalau kalah di kandang itu selalu kerusuhan. Sekarang sudah nggak ada kerusuhan. Jadi, itu sudah kemajuan. Cuma sekarang larinya ke mabuk kalau kalah, kalau dulu kan merusak.
Waktu itu pernah ada kejadian orang yang plat motornya B, dipukuli oleh pendukung Persib. Padahal kan ia tidak tahu apa-apa. Bagaimana anda menanggapi hal tersebut?
Ya, itu karena fanatisme itu.
Tetapi kan itu salah
Iya, segala yang berlebihan salah
Apa tindakan anda menanggapi hal tersebut?
Mungkin ditanya dulu merekanya. Ada mobil dipukulin kacanya. Kenapa mereka. Misalnya karena mereka disuruh minggir nggak mau, ya sudah nggak apa-apa pukulin. Kalau tiba-tiba nggak salah terus mukulin, tangkep aja anak Vikingnya.
Jadi kan imbasnya bukan hanya ke pemain dansupporter saja, tetapi juga orang biasa.
Ya, nggak apa-apa. Dulu saja yang menyuruh plat mobil jakarta nggak boleh masuk ke Bandung. Waktu weekend kan banyak orang Jakarta yang kesini. Terus kita stop di jalan Pasteur, kita suruh pulang lagi.
Apa arti sepakbola bagi anda?
Ya, seperti itulah, bila perlu menghalalkan segala cara demi sepak bola. Misalnya ada anak viking nggak punya uang untuk nonton delapan besar di Medan waktu itu, dia mencuri emas ibunya. Kata anak-anak di sini nggak apa-apa yang penting bisa nonton.
Kalau untuk anda sendiri, apa yang sudah anda korbankan untuk Viking?
Ya waktu ditahan polisi dan di Komdak
Apa arti Viking bagi anda?
Karena Viking saya yang mendirikan, jadi ya ngalir aja.
Sekarang juga banyak kan perempuan yang nonton bola. Bagaimana tanggapan anda?
Ya bagus, karena dulu kalau ada cewe datang ke Siliwangi itu riskan bahaya, kalau sekarang dengan adanya Viking girl jadi bagus lah
Ada perlindungan khusus buat mereka?
Ada, sekarang juga sudah mulai terbiasa. Kalau dulukan ganjil kalau ada perempuan di Stadion. Jadi sistemnya kalau di luar melindungi anak kecil sama cewe. Kalau ribut itu sudah sering, jadi sudah ngertilah.
Istri anda tidak marah kalau anda sering ditangkep atau ikut bentrokan?
Istri saja juga dulu suka lempar-lempar polisi. Dulu saya ketemu istri aja di stadion. Dan disini banyak juga yang menikah karena sama-sama Viking.
Anak juga suka diajak nonton?
Iya.
Ada ngga pengaruh terhadap cara anda mendidik anak?
Ya Persib ngaruh juga ke anak saya, ya nanti lihat sajalah. Kalau untuk ke depan belum keliatan kan baru lima tahun.
Bagaimana tanggapan istri, saat anda memberi nama Jayalah Persibku?
Nggka apa-apa, malah seneng. Katanya namannya bagus.
Apa komentar Jaya kalau liat ayahnya mimpin di atas?
Ya pingin ikut di atas, tapi kan nggak boleh takut jatoh.
Punya keinginan agar anak anda jadi panglima juga?
Bebas saja, kalau, nyuruh-nyuruh bahaya atuh saya dilaporkan ke komnas anak. Biarkan aja mau jadi apa.
Kenapa di panggil ayi ”Beutik”?
Itu mah julukan aja. Beutik itu nama orang. Jadi dulu itu ada bapak-bapak tinggi besar. Pas saya tumbuh dewasa saya kaya dia, makanya dipanggil Beutik. Nggak apa-apa julukan aja.
Masih suka manjat tebing?
Masih, paling dua bulan. Kalau kangen manjat lagi. Saya yang pertama awal olahraga panjat tebing saya ikut ngedirin juga panjat tebing di Indonesia.
Hobi lainnya apa sekarang?
Main bola dan sekarang mah ngurus anak. Minggu waktunya, kalau nggak ada persib maen waktunya sama keluarga.
Kalau disuruh pilih pekerjaan dan Viking, pilih mana?
Karena kerjaannya nggak mengikat, jadi saya teruskan
Arti keluarga buat anda?
Segala-galanya.
Bagaimana seandainya keluarga minta akang berhenti?
Ya, ngga mungkin. Istri saya anak Viking juga, suka nonton bola juga. Dia sangat ngerti. Kalau saya ditangkap polisi sudah ngerti. Waktu itu saya nggak pulang karena ditangkap polisi gara-gara mukul wasit di sini, ditahan sudah ngerti. Ditelpon sama saya, ditahan di Polwil, sudah ngerti. (sambil tertawa).
Suka kasian inget keluarga ngga, kalau lagi bentrokan?
Iya, kalau sekarang, semenjak punya anak jadi iya.Kalau dulu mah nggak, di depan aja, selalu ditangkap polisi.Paling sekarang ingetin anggota yang kecil. Ngingetin anggota Viking yang kerasnya. Tapi, kalau lagi berantem di mana pun selalu ngingetin. Karena sekarang udah punya anak jadi inget.
Bagaimana misalnya sudah terlanjur dalam bentrokan, tetapi lalu inget keluarga?
Ya tanggung terus aja, tapi minimal ada rem.
Pernah mikir mau berenti?
Nggak, karena semenjak Viking berdiri sampe sekarang belum pernah juara Persib. Tahun 1994 persib juara, tapi Viking belum rame. Jadi kurang terasa geregetnya, dan sampe sekarang belum juara lagi. Dulu waktu sebelum nikah, saja saya mau nikah kalau persib juara, tapi persibnya teu juara-juara. Umur sudah mau 40 tahun, akhirnya, umur 37 udahlah nikah aja, nanti kalau Persib juara baru syukuran lagi.Semuanya gitu, kalau persib juara syukuran lagi.
Terus kapan mau berhenti?
Kalau nggak ada Persib ya berhenti, sampai bubar Persib. Kalu Persib nggak bubar ya terus aja.
Apa obesinya sekarang?
Ingin Persib juara, udah nggak ada lagi obsesi saya. Ya, istri saya kan kerja ngajar, jadi cukuplah jadi pegawai negeri jadi tenang
Kalau anda melihat diri anda sendiri bagaimana?
Jadi, saya mah merasa berdosa karena perseteruan antara Viking dengan The Jak gara-gara saya. itu aja, selalu merasa berdosa.
Apa sudah puas sama Viking yang sekarang?
Viking ini di Indonesia dijadikan proyek percontohan. Saya pernah disuruh me-manage supporter Semen Padang. Saya pernah ke Ujung Pandang untuk menerangkan seperti apa Viking, yang menghasilkan uang dari merchandise. Mereka belajar dari situ. Salah satu contoh, Viking sudah mengeluarkan tiga album kompilasi Persib, yang semuannya band-band lumayan lah. Itu, nggak ada di Indonesia yang bikin album kompilasi, paling mereka bikin album yang nyanyian-nyayian di lapangan, tapi grup bandnya nggak ada. Ya, kalau hal-hal dalam sepak bola sudah cukuplah. Karena patokannya kita sering diminta sebagai proyek percontohan.
Harapan kedepannya buat Viking?
Nunggu persib juara. Untuk supportenya, udah beberapa kali punya harapan untuk punya stadion sendiri ya karena di sini sudah tidak memenuhi. Ya harapannya, ingin jadi lebih baik lagi. Karena kita masih sering kena sangsi. Jadi, kita terus menekan kerusuhan di lapangan agar tidak kena sangsi. Misal, mencegah pelemparan. Tetapi kalau di luar ada bentrokan nggak apa-apa. Karena sangsi itu hanya di dalam lapang saja.
"BESAR KARENA CACIAN , PUJIAN ADALAH RACUN"
kami tidak munafik menggembar-gemborkan perdamaian fakta di lapangan masih banyak terjadi kerusuhan.malah di buat oleh supporter yang mengusung perdamaian.suuporter mandiri tanpa kompensasi politik ! supporter ibu kota yang merasa tersindir saya hanya bisa tertawa !

1975: Indonesia vs Manchester United (Inggris); Persib Lebih Hebat daripada Manchester United?

Apakah Indonesia, Persib, dan Manchester United (Inggris) ada kaintannya? Sebelum menikmati pertandingan tim nasional (timnas) Indonesia melawan Manchester United pada tahun 2009 mendatang, mari kita menikmati perjalanan Manchester United di Indonesia pada 1975.

Pada akhir Mei 1975, timnas Tamtama asuhan Wiel Coerver (pelatih) dan Wim Hendriks (asisten pelatih) memanggil 22 dari 23 pemainnya. Satu dari 23 pemain yang dipanggil itu (Soeharsoyo) pulang ke Semarang untuk menjenguk istrinya yang sakit. Eh…, ada loh yang dipanggil dari Persib. Ya, Teten dan Dedi Sutendi turut menjadi bagian seleksi timnas.

Pada akhir Mei 1975 itu, timnas Indonesia Tamtama –sebutan pada masa ini, semacam tim Utama, A, atau Senior– melakukan tiga kali pertandingan uji coba di kota Bandung, tepatnya di Stadion Persib Jalan Ahmad Yani, Bandung.

Pada pertandingan pertama (20 Mei 1975), timnas Indonesia Tamtama berhasil mengandaskan perlawanan Persib Selection 5-1. Lima gol kemenangan timnas Indonesia Tamtama dicetak Risdianto (menit 8), Djunaidi Abdillah (10/penalti), Waskito (14), Wibisono (15), dan Anjas Asmara (60). Sementara itu, satu gol Persib Selection dicetak Nandar Iskandar (76).

Pada pertandingan kedua (21 Mei 1975), timnas Indonesia Tamtama bermain imbang 0-0 dengan Persib. Namun, pertandingan tersebut hanya berlangsung selama 70 menit karena hujan lebat.

Dalam pertandingan ketiga (baca: partai ulang) yang berlangsung pada 23 Mei 1975, timnas Indonesia Tamtama harus mengakui keunggulan Persib 1-3. Gol tunggal Waskito (menit 23) tidak mampu membawa kemenangan bagi timnas Indonesia Tamtama karena Persib berhasil mencetak tiga gol kemenangan melalui Risnandar (8 dan 57) serta Tjetjep (70).

Setelah melakukan tiga kali pertandingan uji coba di kota Bandung itu, barulah timnas Indonesia Tamtama meladeni Manchester United (Inggris) dalam pertandingan segitiga internasional di Stadion Utama, Senayan, Jakarta (1 Juni 1975). Dalam pertandingan ini, kedua tim bermain imbang 0-0.

Timnas Indonesia Tamtama menurunkan formasi pemain: Ronny Paslah (penjaga gawang), Sutan Harhara, Oyong Liza, Suaib Rizal, Iim Ibrahim, Anjas Asmara, Nonon, Waskito, Djunaidi Abdillah, Risdianto, dan Andi Lala.

Manchester United menurunkan formasi pemain: Alex Stepney (penjaga gawang), Alex Forstyth, Arthur Albiston, Gerry Daly, Jimmy Micholl, Jim McCallog, Trevor Anderson, Sammy McIlroy, Stuart Pearson, David McGreery, dan Tony Young.

Pertandingan timnas Indonesia Tamtama melawan Manchester United itu merupakan pertandingan pertama. Pertandingan lainnya yaitu: Manchester United vs Ajax Amsterdam (3 Juni 1975) dan Ajax Amsterdam vs timnas Indonesia Tamtama 4-1 (5 Juni 1975).

Memerhatikan hasil-hasil pertandingan tadi, khususnya dalam pertandingan uji coba di kota Bandung, apakah Persib lebih hebat daripada Manchester United? Persib saja dapat mengalahkan timnas Indonesia Tamtama 3-1, masa Manchester United hanya mampu bermain imbang 0-0?

Jelas, sepak bola bukan matematika dan tentu saja kualitas Stadion Persib kalah bagus dibanding Stadion Utama, Senayan, Jakarta.

Jadi…? Ya, kita lupakan dulu kenangan masa lalu. Mari kita lihat pertandingan masa depan. Dan… ditunggu ya tiket gratis plus akomodasi pulang-perginya untuk menyaksikan pertandingan tersebut he…he…he…. . Salam!!!

LEGEND OF PERSIB

Tahukah anda bahwa dalam masa 1973 hingga 1995, Persib telah melakukan tidak kurang dari 41 pertandingan persahabatan internasional? Pertandingan-pertandingan tersebut tidak termasuk pertandingan Persib di King’s Cup 1978, Queen’s Cup 1978, Piala Marah Halim, Piala Jusuf, Piala Tugu Muda, dan Piala Sultan Hassanal Bolkiah 1986. Apalagi, data itu belum termasuk pertandingan pada masa sebelum 1973 dan setelah 1995. Melawan Selangor, Hyundai, dan Kelantan yang terjadi dalam 2-3 tahun terakhir ini misalnya. Inilah lawan-lawan Persib dari tim asing.

Sao Paulo (Brasil, 2 kali), Levsky Spartak (Bulgaria, 2 kali), Western Suburb Soccer Club (Australia), Tatung (Taiwan), Esbjerg (Denmark), Uni Soviet U-23, BRNO (Ceko), Yugoslavia U-23, Atletico Mineiro (Brasil), Legia Warsawa (Polandia), Italia U-21, B-1903 (Denmark), Go Ahead Eagles (Belanda), Selangor (Malaysia), Melayu (Singapura), Kelantan (Malaysia), SGSFL (Singapura), Muenchen University (Jerman), Korea Selatan, Vigilante (Singapura), Khairat Alma Ata/Lokomotif (Uni Soviet), Malacca (Malaysia), DNEPR/Deniver (Uni Soviet), Croatia Sydney (Australia), Tze Chiang (Taiwan), Freiburg (Jerman), Diraja (Malaysia), Torpedo Kutaisi (Uni Soviet), America (Brasil), FC IQ (Belanda), PSV Eindhoven (Belanda), Hallelujah (Korea Selatan), Juventus (Brasil), KNVB (Belanda), Kuala Lumpur (Malaysia), Yanmar (Jepang), Pakhtakor (Uzbekistan), FC Sarajevo (Yugoslavia), dan AC Milan (Italia).

Selasa, 26 Oktober 2010

■□■□■□■□■□■□■□■■□■□■□■□■□■□□■□■□■□■□■□■ ◙ MEMBUAT BACKGROUND FACEBOOK ■□■□■□■□■□■□■□■■□■□■□■□■□■□□■□■□■□■□■□■

Membuat Background Facebook

■□■□■□■□■□■□■□■■□■□■□■□■□■□□■□■□■□■□■□■
◙ MEMBUAT BACKGROUND FACEBOOK
■□■□■□■□■□■□■□■■□■□■□■□■□■□□■□■□■□■□■□■
❶. Masuklah Ke Link berikut http://www.yontoo.com/DownloadFFClient.aspx Dengan Menggunakan Browser Mozilla Firefox.
❷. Pilih 'Start Install'.
❸. Install Add-Ons Tersebut Pada PC Anda. Setelah Selesai Terinstall, Restart mozilla Firefox Anda.
❹. Lalu Masuki Ke Web http://www.pagerage.com/
❺. Lalu Pilih Background Yang Anda Inginkan.
❻. Setelah Selesai Memilih, Kembali Ke Profil Anda Untuk Melihat Hasilnya...

(nb: Background Hanya Aktif Jika Aplikasi Tersebut Terinstall Pada Komputer Anda).